Padaera globalisasi sekarang ini, bela negara tidaklah menjadi sesuatu hal yang penting. Sikap nasionalis tak lagi perlu didengungkan layaknya zaman proklamasi. Bambu runcing kini sudah bertransformasi menjadi strategi ekonomi yang mutlak harus dimiliki tiap negara apabila ingin eksis dalam konstelasi persaingan global. Indonesia tak pelak harus menyusun strategi perekonomian yang jitu lewat Meningkatkanmental generasi muda adalah salah satu cara untuk membangun jiwa entrepreneur yang tangguh. Berwirausahapun kita harus berani mengambil resiko. Walaupun secara pribadi seseorang sudah memahami strategi dalam berwirausaha tetapi dia tidak berani mengambil resiko untuk terjun langsung ke dalam dunai usaha,maka itu sia-sia saja. 5 Tidak ragu dan yakin pada dirinya sendiri. Keraguan sering membuat seseorang berhenti dalam melakukan sesuatu. Seorang yang percaya diri tidak pernah ragu dengan langkah atau keputusan apapun yang telah diambil. Ia selalu yakin bahwa dirinya bisa dan mampu untuk melakukan hal tersebut. (ULY) Contoh. Sikapwirausahawan 1). Mampu berpikir dan bertindak kreatif dan inovatif 2). Mampu bekerja tekun, teliti dan produktif 3). Mampu berkarya berlandaskan etika bisnis yang sehat 4). Mampu berkarya dengan semangat kemandirian 5). Mampu memecahkan masalah dan mengambil keputusan secara sisitematis dan berani mengambil resiko b. Perilaku wirausahawan Dịch VỄ Hỗ Trợ Vay Tiền Nhanh 1s. May 5, 2022 untuk menumbuhkan sikap Mandiri dalam perekonomian maka kita harus berani A. mencari pekerjaanB. Membuka wirausahaC. Membeli Barang kualitas imporD. Membanggakan produk negara lainTolong di jawab ya kakak cantik/ganteng , Terima kasih ​ Jawaban B. Membuka wirausaha Penjelasan karena kalau membuka wirausaha kita tidak perlu di bawah perintah orang lain kita juga bisa membantu orang lain yang sedang membutuhkan pekerjaan semoga membantu ya answerbyaze belajarbersamabrainly sorry if my answer doesn’t help Oleh Bahron Ansori, jurnalis MINA Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Maka apabila telah selesai shalat Jumat, maka bertebaranlah kamu di bumi dan tuntutlah rizki dan karunia Allah dan ingat Allah sebanyak-banyaknya supaya kamu beruntung.” Qs. Al Jum’ah 10 Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan selain menunaikan kewajiban ibadah, manusia juga dianjurkan untuk bertebaran melaksanakan urusan duniawi. Mencari rizki halal yang dapat memberikan manfaat sebagai bekal hidup dan ibadah. Sehingga tercapai keseimbangan dan kebahagiaan hidup dunia dan akhirat. Secara tersirat ayat ini menunjukan bahwa, orang beriman ialah manusia yang memiliki tanggungjawab tentang hidup dan kehidupan secara fisik maupun spiritual, sebagai khalifah di bumi ini. Oleh sebab itu Allah menyuruh manusia agar berusaha dan bekerja merubah nasibnya, tidak tergantung pada orang lain, ia harus mandiri. Tentang kemandirian ini sebenarnya Allah Ta’ala sudah menegaskan dalam firmanNya yang artinya, “Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan nasib suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan nasib yang ada pada diri mereka sendiri.” Qs. Ar Rad 11. Ayat ini secara jelas mengandung perintah seseorang harus mandiri dan berusaha sekuat tenaga untuk merubah nasibnya sendiri dari kondisi yang kurang baik menjadi pada kondisi yang lebih baik, tentu dengan bekerja keras secara mandiri dan penuh tawakal pada Allah Ta’ala. Secara moral ia harus mempertanggungjawabkan seluruh amal perbuatannya. Karena itu agar kuat, dia harus menjalin hubungan kepada sang pencipta alam semesta dengan ikatan yang disebut “hablun minallah” yaitu iman dengan segala perangkatnya dan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, bersandar, menyembah dan memohon pertolongan hanya kepada Allah SWT. Ia harus membuat suasana kehidupan yang aman, nyaman, damai dan dapat memberi manfaat terhadap sesama. Nilai seseorang memang sangat tergantung dari banyak sedikitnya manfaat kepada orang lain. Sifat mandiri inilah yang menjadikan ia berusaha untuk memberikan manfaat kepada orang lain. Dari Abu Abdillah Adz- Zubair bin Al Awwam radhiallahu’anhu, Rasulullah SAW bersabda, “Demi sekiranya salah seorang dari kamu membawa tali dan pergi ke gunung untuk mencari kayu, kemudian dipikul ke pasar untuk dijual dan dengan itu dapat menutup air mukanya, maka yang demikian itu lebih baik daripada meminta-minta pada orang lain, baik mereka memberi atau menolak padanya.” HR. Bukhari Dari hadis di atas menunjukan, harga diri seorang beriman ditandai oleh sifat mandiri dan muru’ah, yaitu menjaga diri agar tetap terhormat di sisi Allah SWT. Walaupun ia harus bermandikan keringat, dan bekerja keras. Daripada ia harus menengadahkan tangannya untuk meminta belas kasih orang lain. Jauh lebih terhormat bila ia berusaha dengan tangannya sendiri dan menikmati hasil jerih payah keringatnya sendiri. Dari Hakim bin Hizam radhiallahu’anhu, Rasulullah SAW bersabda, “Tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah, dan dahulukan dalam bersedekah kepada orang yang menjadi tanggungjawabmu, dan sebaik-baik sedekah yang masih meninggalkan kekayaan. Dan siapa yang sopan, segan menjaga diri, Allah akan memelihara kehormatan dirinya, dan barang siapa yang mencukupkan dengan kekayaan yang ada, Allah akan mencukupkannya.” Muttafaq alaih Dari hadis di atas memberi pengertian antara lain Pertama, Rasulullah SAW menganjurkan kepada setiap mukmin agar menjadi manusia berjiwa mandiri yang mampu mengatasi keperluannya sendiri. Bahkan dapat memberikan kontribusi dan berbagi kebahagiaan kepada orang lain. Kedua, mukmin adalah manusia mandiri yang bertanggungjawab terhadap keluarga dan terhadap orang yang menjadi tanggungjawabnya. Ketiga, berusaha untuk tidak menjadi “tangan di bawah” yaitu selalu meminta-minta kepada orang lain, kecuali pada batas-batas yang dibolehkan menurut islam. Jika iapun harus minta tolong maka ia harus melakukan dengan sopan dan tidak memaksa. Keempat, menjaga kehormatan diri atau iffah dari sifat tercela. Apalagi hanya karena dorongan untuk mendapatkan materi, hidup enak tanpa harus bersusah payah. Orang beriman akan selalu menjaga muru’ah dan berusaha dengan cara terhormat dan terpuji. Kelima, jiwa mandiri harus selalu didampingi oleh qana’ah yaitu merasa cukup dengan apa yang ada, sehingga ia betul-betul dapat menikmati rizki karunia Allah dari hasil keringatnya sendiri menjadikan hidup tenteram dan berkah penuh rasa syukur kepada Allah SWT. Karena itu, berusahalah untuk mandiri dan jangan pernah bergantung kepada orang lain apalagi sampai meminta-minta mengharap uluran tangan orang. Jika orang lain saja bisa mandiri, mengapa kita tidak.RS3/P1 Sumber “25 Karakter Orang Beriman” , karya KH Abul Hidayat Saerodjie Mi’raj Islamic News Agency MINA Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Melatih anak memiliki sikap mandiri dan berani. Keramaian ruang tunggu airport bandara Polonia, di Medan menjelang liburan sekolah merupakan waktu yang tepat bagi saya untuk melatih Josh, anak saya yang baru berumur 4 tahun agar memiliki sikap mandiri dan berani. Pesawat yang akan membawa kami menuju Jakarta ternyata harus delay selama 50 menit dari waktu yang telah ditentukan. Kesempatan itu segera saya manfaatkan untuk melatih Josh dengan memintanya menjaga barang-barang bawaan kami dan dirinya sendiri. "Papa pergi ke toilet dulu ya, tolong Josh jaga semua barang kita dan tunggu papa kembali, ok?" demikian kataku kepadanya. Ia hanya menganggukkan kepala tanda mengerti. Saya segera meninggalkannya menuju toilet. Ketika keluar dari toilet, saya mencari tempat duduk yang agak jauh dari tempat duduk semula, namun tempat itu cukup jelas untuk memantau apa yang sedang dilakukan dan dialami oleh Josh. Saya membiarkan dia sendirian selama kurang lebih 30 menit. Sebenarnya saya ingin membiarkan ia lebih lama lagi, namun matanya menangkap keberadaan saya di tempat itu, dan ia segera melambaikan tangannya, seakan berkata "hai, papa..." sambil tersenyum-senyum. Karena saya sudah ketahuan dari tempat "sembunyi" saya, maka saya beranjak dari tempat duduk itu mendekati dia dan segera bertanya kepadanya,"Bagaimana Josh selama papa pergi? Apakah Josh ada rasa takut?" Dia menjawab saya dengan wajah tersenyum, "Tidak papa. Josh tidak takut." "Bagus" demikian kata saya. Sebagai orangtua, saya merasa kita perlu melatih anak-anak kita terus menerus sejak ia masih kecil, dan tentunya kapasitas pelatihan itu disesuaikan dengan umur dan kondisi dirinya. Apa yang saya lakukan diatas bertujuan untuk melatih ia menjadi anak yang memiliki sikap mandiri dan berani. Untuk mencapai tujuan tersebut, sebagai orangtua, kita dapat melakukan hal-hal berikut ini 1. Motivasi anak untuk berani mencoba dan bertindak. Sebagai orangtua, seharusnya kita memahami bahwa anak kita tidak mungkin bergantung selamanya kepada kita. Seorang anak harus tumbuh dan berkembang serta menjadi anak yang mandiri. Itu yang terbaik baginya. Ia harus bertumbuh menjadi anak yang dapat mengambil keputusan untuk menentukan pilihan dalam hidupnya, dan hal ini tentu memerlukan keberanian dan kemandirian. Disinilah kepentingan yang harus dipahami oleh setiap orangtua. Untuk melatih anak memiliki sikap mandiri dan berani, kita harus memberikan kesempatan kepadanya untuk mencoba sesuatu yang baru, dan dalam kesempatan tersebut, orangtua memiliki fungsi sebagai motivator bagi anak. Mungkin saja ada banyak ketakutan di dalam diri seorang anak untuk berani mencoba sesuatu yang baru, namun dengan motivasi melalui pendampingan dan kata-kata yang meneguhkan, anak akan merasa "timbul keberanian" untuk mencoba. Bukankah segala sesuatu memiliki waktu pertama kali? Jadi, orangtua harus mendorong anak melalui motivasi agar ia berani melakukan sesuatu hal, misalnya berbelanja sendiri, berenang atau hal-hal baru lain baginya. Saya dan istri memiliki satu hal yang sama dalam melatih anak mengenai kemandirian dan keberanian, yaitu sejak Josh sudah mengerti tentang sesuatu, kira-kira berumur setahun lebih, kami selalu mendiskusikan segala hal yang menyangkut keperluan dirinya dengan dia. Sejak balita sampai dengan hari ini, kami masih terus melakukan hal demikian, yaitu melatih ia berani mengambil keputusan bagi keperluan kehidupannya. Apapun hal yang menyangkut dia, atau terkadang masalah keluarga kami, kami selalu mendiskusikan dengannya. Kami berprinsip bahwa ia merupakan bagian dari keluarga yang harus ikut bertanggungjawab terhadap apa yang akan terjadi dalam keluarga. Kami melihat hasil dari pelatihan ini. Ia menjadi anak yang berperilaku hati-hati, kritis, peduli dan mandiri serta berani ikut bertanggungjawab atas kehidupan keluarga kami. Ada kalanya kami begitu terharu karena ia mampu memiliki empati terhadap anggota keluarga. Seringkali ia mendatangi mamanya ketika baru saja pulang kerja, kemudian bertanya "mama capek?" Lalu ia mengambil posisi berada di belakang punggung mamanya dan tanpa disuruh, ia segera memijat bahu mamanya dan selalu berusaha membuat orangtuanya nyaman ketika kami kelelahan. Setiap kali ketika saya sedang tidak di rumah karena tugas ke luar kota, saya selalu berpesan bahwa ia harus bertanggungjawab menjaga mamanya. Saya selalu berkata, "Josh, selama papa pergi, Josh harus jaga mama ya, dan kalau mau apa, harus lakukan sendiri ya". Hal itu benar-benar dia lakukan dengan penuh tanggungjawab, misalnya, suatu siang, mamanya berkata kepadanya, "Josh, mama capek sekali. Mama tidur sebentar ya. Josh kalau mau minum, ambil sendiri ya." Selama istri saya tidur di sofa, Josh tidak pernah meninggalkan mamanya. Ia menjaga mamanya sambil mengambar dan mewarnai, sampai mamanya bangun, bahkan ia mengambilkan mamanya minum. Sikap kemandirian, tanggung jawab dan keberaniannya itu membuat saya selalu tenang takkala harus meninggalkan keluarga karena tugas pekerjaan. Sikap mandiri dan berani pada seorang anak akan lahir bila orangtua tekun dan konsisten melatihnya secara berkesinambungan, dan sikap terbaik untuk melatih hal tersebut adalah berikan motivasi yang tepat melalui kata-kata, sikap dan tindakan, misalnya simulasi dan contoh dari orangtuanya. 2. Disiplin dan Kasih yang seimbang. Seorang anak tetaplah seorang anak. Prinsip ini juga harus disadari oleh orangtua ketika mendidik anaknya untuk bersikap mandiri dan berani. Artinya, ketika orangtua melatih anak agar bersikap mandiri dan berani, ia harus menyadari bahwa tidak selamanya anak akan bersikap sesuai dengan yang kita harapkan. Mungkin saja anak memang mandiri dan berani, namun untuk hal-hal yang salah, atau timbul penafsiran yang keliru, misalnya ia berani tidak mau masuk sekolah. Mungkin hal ini dapat saya berikan contoh melalui kejadian berikut ini. Suatu pagi, saya mencoba membangunkan Josh untuk segera bersiap pergi ke sekolah. Namun, entah apa yang dia pikirkan di pagi hari itu. Berulangkali saya mengoyangkan badannya agar ia segera bangun namun ia tetap tidak mau beranjak dari tempat tidurnya. Kemudian saya mengendongnya ke lantai bawah dan mendudukannya di sofa ruang tamu kami. Setelah melihat dia sudah segar, saya berkata kepadanya,"Josh, kamu harus segera pergi ke sekolah. Cepat mandi dan makan ya." Tanpa saya sangka, dia menjawab saya, "Aku tidak mau pergi ke sekolah hari ini. Aku mau di rumah saja, mau main-main di rumah saja." Saya menghentikan langkah saya menuju pintu rumah, dan berbalik ke arahnya, sambil berkata, "Apa? Josh tidak mau ke sekolah?", "Iya pa, hari Josh tidak mau ke sekolah" dia mengulangi kalimatnya kembali. "Benar, Josh tidak ke sekolah?" Dia menganggukan kepalanya sebagai tanda menjawab pertanyaan saya. Kemudian saya duduk disampingnya, dan berkata, "Josh tahu, papa mau Josh ke sekolah. Josh harus ke sekolah untuk belajar, dan sekolah itu baik. Kenapa Josh tidak mau ke sekolah?" "Aku mau di rumah saja Pa, mau main-main di rumah." "Jadi, Josh benar tidak mau ke sekolah? Papa mau Josh ke sekolah. Tetapi, papa kasih Josh pilih sekarang, Josh mau ke sekolah atau tidak. Kalau Josh tidak mau ke sekolah, maka Josh tidak boleh nonton TV, main ke rumah Koko Justin temannya di sebelah rumah kami dan harus tinggal di rumah, tidak akan papa ajak ke manapun hari ini sampai malam nanti. Josh, boleh pilih?" Akhir pembicaraan kami, Josh memilih tidak mau ke sekolah dan bersedia menanggung konsekuensi dari pilihanya tersebut. Maka, kemudian saya menyampaikan pilihan dan konsekuensinya kepada pembantu di rumah kami, agar dia juga ikut melaksanakan pilihan Josh tersebut. Satu sisi, saya harus mengapresiasi sikap dan pilihannya yang mandiri dan berani, namun di sisi lain, saya tahu bahwa itu adalah keberanian dan kemandirian yang salah, dan sebagai orangtua, saya harus mengajarkan hal yang benar dan tepat bagi kehidupannya. Maka, sepanjang hari itu, saya, istri dan pembantu di rumah menjalankan keputusan pilihannya. Ia tidak pergi ke sekolah dan konsekuensinya, ia tidak boleh nonton TV/Film kesukaannya dan bermain dengan teman akrabnya. Malam hari, sebelum kami tidur, saya memanggil dan mengajaknya berbicara kembali tentang keputusan hari ini, dan hasil pembicaraan itu tercapai tujuan yang seharusnya, yaitu ia mengerti bahwa keputusannya adalah salah dan berjanji mulai besok akan selalu ke sekolah. Pembicaraan itu saya akhiri dengan pelukan baginya. Sebagai orangtua, kita bertanggungjawab mendidik anak kita untuk bersikap mandiri dan berani dalam hal yang benar dan tepat. Jangan sekali-kali kita biarkan anak kita hidup dalam sikap mandiri dan berani untuk hal yang salah. Kita harus berani mendisiplinnya takkala ada keputusan atau tindakan yang berani dan mandiri namun salah. Nasehat itu sudah disampaikan Tuhan melalui FirmanNya,"Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu." Amsal 226 Artinya, didik dan disiplinlah anak kita selagi ia masih muda, dan hendaklah kita ingat, dalam pendisiplinan tersebut, seimbangkanlah dengan kasih yang nyata baginya. Setiap kali saya mendisiplin anak saya, saya tidak lupa menunjukkan kasih kepadanya, misalnya, saya menyuruh teman-temannya pulang ketika mau mendisiplinnya, agar ia tidak merasa dipermalukan, atau setiap kali ia selesai menjalani disiplin, saya selalu memeluknya. Bagi saya, demikianlah keseimbangan antara disiplin dan kasih untuk mendidiknya menjadi pribadi yang bersikap mandiri dan berani. SELAMAT MENDIDIK ANAK BERSIKAP MANDIRI DAN BERANI. BAGAIMANAPUN SITUASI KELUARGA KITA, TETAPLAH SEMANGAT DAN PANTANG MENYERAH UNTUK MENDIDIK ANAK KITA SEBAB ANAKKON HI DO HAMORAON DI AU.* * Bahasa Batak Toba Anakku Kekayaanku. Lihat Pendidikan Selengkapnya Pengertian Mandiri Menurut Elizabeth B. Hurlock dalam buku psikologi perkembangan 2001, kemandirian adalah sendiri dan tidak bergantung pada orang lain. Mandiri berarti bebas dari ketergantungan terhadap orang lain , mampu mengatur tingkah laku secara pribadi, mampu mengambil keputusan dan berani bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukan. Ciri-Ciri Mandiri Ciri-ciri seseorang dikatakan mandiri adalah yang memiliki semua kemampuan di bawah ini bukan salah satu kemampuan, tetapi semua kemampuan. Memiliki kemampuan untuk selalu berusaha berinisiatif dalam segala hal. Memiliki kemampuan mengerjakan tugas yang dipertanggung-jawabkan padanya. Memperoleh kepuasan dari kegiatannya yang dikerjakannya. Memiliki kemampuan mengatasi rintangan yang dihadapinya dalam mencapai kesuksesan. Memiliki kemampuan untuk selalu bertindak jujur dan benar sesuai hak dan kewajibannya. Memiliki keinginan untuk membantu orang lain atau melakukan tindakan yang bermanfaat bagi orang lain dan lingkungannya. Memiliki kemampuan berpikir secara kritis, kreatif dan inovatif terhadap sesuatu yang dikerjakannya atau diputuskannya, baik dalam segi manfaat atau keuntungannya, maupun segi negatif dan kerugian yang akan dialaminya. Tidak merasa rendah diri jika harus berbeda pendapat dengan orang lain, berani mengemukakan pendapatnya walaupun berbeda, dan mampu menerima pendapat yang lebih benar. Manfaat Hidup Mandiri Dengan menerapkan hidup mandiri manfaat yang pertama yang akan anda dapatkan adalah memiliki rasa percaya diri. Percaya diri ini didapatkan dari hidup anda yang tidak bergantungan dengan orang lain dan selalu percaya bahwa anda pasti bisa melakukannya dan melewatinya sendiri tanpa ada halangan apapun asalkan anda mau berusaha. Rasa percaya diri ini sangatlah penting dalam kehidupan sosial dan pekerjaan anda nantinya. Belajar Menganalisa Jika anda sudah terbiasa hidup mandiri maka manfaat lain yang anda dapatkan adalah mampu mudah menganalisa peristiwa yang terjadi. ini mungkin tidak akan terasa dan tidak anda sadari bahwa anda mulai bisa menganalisa hubungan sebab akibat, aksi dan reaksi dan sebagainya. Tentu saja dengan bisa menganalisa peristiwa yang seperti ini akan membuat anda menjadi lebih bijaksana dan tidak gegabah dalam mengambil tindakan serta keputusan. Anda akan menjadi orang yang arif dan selalu berfikir matang sebelum melakukan sesuatu hal. Bertanggung Jawab Karena hidup mandiri menuntut anda untuk bisa membuat keputusan yang baik oleh diri sendiri maka anda juga secara tidak langsung akan memiliki sikap bertanggung jawab. Segala keputusan dan apapun perbuatan yang anda lakukan , anda akan selalu senantiasa menanggung resikonya entah itu baik atau buruk. Anda akan bertanggung jawab penuh dan tidak pernah mau memberikan tanggung jawab yang harus anda lakukan kepada orang lain. Mengembangkan Daya Tahan Mental Manfaat lainnya yang akan anda dapatkan dari hidup mandiri ini adalah mampu meningkatkan daya tahan mentalnya. Anda akan menjadi lebih tahan banting saat anda mengalami masalah dan persoalan pelik dalam kehidupan. Segala masalah yang ada akan anda hadapi dengan baik dan anda sudah terbiasa pada hal demikian. Menjadi Kreatif Hidup mandiri juga menuntut anda untuk menjadi kreatif. Hal ini disebabkan karena segala permasalahan harus segera diselesaikan namun anda juga harus tetap maju untuk menjalani hidup ini. dengan itu anda akan menjadi lebih kreatif dalam menemukan jalan keluar dan membuat permasalahan anda akan menjadi selesai dengan baik. Memiliki Pemikiran Kritis Anda juga akan memiliki pemikiran yang lebih kritis dibandingkan dengan orang yang tidak mandiri. Orang yang mandiri akan lebih kritis pada hal apapun karena adanya perubahan hal kecilpun bisa mengubah kehidupan orang mandiri sehingga segalanya harus dipikirkan dengan baik dan tidak boleh dilakukan secara sepihak saja. Cara Hidup Mandiri Cara hidup mandiri dapat dilakukan dengan hal-hal kecil, diantaranya Berhemat Berhematlah jika anda ingin hidup mandiri. Hemat disini tidak selalu hemat masalah uang namun juga hemat pada waktu, perlengkapan, make up dan lainnya. dengan berhemat anda akan menjadi lebih mandiri karena kebutuhan anda bisa anda tangani oleh anda sendiri. Mencari Pekerjaan Salah satu hal mutlak dari mandiri adalah anda tidak bergantung pada orang lain. Nah untuk bisa melakukannya maka anda harus mencari pekerjaan anda sendiri sehingga anda bisa memenuhi kebutuhan anda sendiri dan tidak bergantung pada orang lain. Meskipun penghasilan anda kecil, namun itu sudah cukup untuk bisa membuat anda mandiri. Berperilaku Dewasa Bersikaplah dewasa jika anda ingin mandiri. Jadi ketika anda sedang ada masalah atau menginginkan benda tertentu jangan pernah meminta bahkan merengek-rengek pada orang lain untuk bisa mendapatkannya. Dewasa ini harus dilatih sejak dini. Belajar Mengatasi Masalah Sendiri Cobalah untuk mampu mengatasi masalah anda sendiri dan mencari jalan pemecahan yang paling mudah. Jika masalah yang anda alami ini cukup sulit maka anda bisa berkonsultasi dengan orang lain namun pilihlah orang lain ini yang bisa menyimpan rahasia ya. Contoh Belajar Mandiri Belajar mandiri adalah belajar yang dilakukan oleh siswa secara bebas menentukan tujuan belajarnya, strategi belajarnya, merencanakan proses belajar, menggunakan sumber-sumber belajar yang dipilihnya, membuat keputusan dan melakukan kegiatan-kegiatan untuk tercapainya tujuan belajar. Belajar mandiri adalah cara belajar aktif dan partisipatif untuk mengembangkan diri masing-masing individu yang tidak terikat dengan kehadiran guru, pertemuan/ tatap muka di kelas, atau dengan kehadiran teman sekolah. Belajar mandiri merupakan belajar dalam pengembangan diri, ketrampilan dengan cara tersendiri. Peran guru sebagai fasilitator dan konsultan, guru bukan satu-satunya sumber ilmu, dan dapat menggunakan apa saja sebagai sumber dan media untuk belajar. Belajar mandiri membutuhkan motivasi, keuletan, keseriusan, kedisiplinan, tanggungjawab, kemauan, dan keingintahuan untuk berkembang dan maju dalam pengetahuan. Alvin Tovler, mengatakan”Siapa yang banyak menguasai informasi, maka dialah yang menguasai dunia.” Belajar mandiri artinya belajar yang bebas menentukan arah, rencana, sumber, dan keputusan untuk mencapai tujuan, bukan bebas dari aturan-aturan, baik aturan agama, Negara, adat atau masyarakat. Demikianlah artikel dari mengenai Pengertian Mandiri Manfaat, Ciri, Cara Hidup, Beserta Contoh Belajar, semoga artikel ini bermanfaat bagi anda semuanya.

untuk menumbuhkan sikap mandiri dalam perekonomian maka kita harus berani